Serang, jejakkriminal.net-
Pemerintah Desa Jeruk Tipis, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, mengembangkan program penyertaan modal BUMDes melalui program ketahanan pangan (KETAPANG) tahun 2025. Program tersebut difokuskan pada budidaya ayam petelur sebanyak 600 ekor yang telah direncanakan sebelumnya. Ayam petelur jenis merah khas petelur itu akan masuk kandang pada usia sekitar 14 minggu, dan diperkirakan mulai bertelur satu bulan setelah tiba.
Pembelian ayam rencananya dilakukan melalui Pak Tata, selaku pihak Peternakan ayam asal Cikeusal. Selain pengadaan ayam, BUMDes juga menyiapkan kandang sistem baterai, pakan, serta vaksin untuk menjaga kesehatan ternak.
Kandang ayam dibangun menggunakan rangka baja ringan yang di peroleh dari pak safarudin kerja sama dengan pihak matrial di kota serang. Untuk kebutuhan air minum ayam, dilakukan pengeboran sumur sedalam 36 meter dengan biaya sekitar Rp 7 juta.
Ketua BUMDes, Nursani, menjelaskan bahwa air hasil pengeboran masih mengandung aroma lumpur karena lokasi yang berdekatan dengan area persawahan.
“Kami akan berupaya menetralisir aroma tersebut, baik dengan menambah kedalaman pengeboran maupun menambahkan alat filter agar air menjadi lebih layak,” ujarnya.
Setelah produksi telur berjalan, distribusi akan diprioritaskan kepada warga Desa Jeruk Tipis terlebih dahulu. Jika permintaan warga sudah menurun, penjualan akan diperluas ke luar desa dengan harga di bawah pasaran guna meningkatkan daya saing.
Program budidaya ayam petelur ini mendapatkan alokasi dana desa sebesar Rp 260.000.000.
Kepala Desa Jeruk Tipis, Aceng Supandi, berharap program ini mampu meningkatkan ekonomi dan gizi masyarakat.
“Semoga program ini dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus menambah kesejahteraan warga,” ungkapnya.
Ke depan, Pemerintah Desa Jeruk Tipis menargetkan desa semakin maju dalam berbagai bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
(Dosi Sahara)
.png)
Posting Komentar untuk "BUMDes Maju Sejahtera Kembangkan Budidaya Ayam Petelur untuk Ketahanan Pangan Pemerintahan Desa"