Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Bengkalis resmi membuka Forum Koordinasi Pencegahan Kekerasan Lintas Sektor Tahun 2025 pada Selasa (18/11/2025). Kegiatan yang berlokasi di Duri, Kecamatan Mandau, ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari unsur pemerintah daerah, kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, hingga lembaga perlindungan anak.
Kepala DPPPA Kabupaten Bengkalis, Emilda Susanti, menegaskan bahwa perlindungan perempuan dan anak merupakan fondasi penting dalam pembangunan daerah. Menurutnya, kualitas Sumber Daya Masyarakat (SDM) yang unggul hanya dapat terwujud bila masyarakat, khususnya perempuan dan anak, mendapatkan jaminan rasa aman serta terbebas dari segala bentuk kekerasan.
“Perlindungan terhadap perempuan dan anak adalah cara kita memastikan hak mereka terpenuhi—mulai dari rasa aman, keadilan, hingga ruang untuk tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal dalam pembangunan,” ujar Emilda.
Dalam paparannya, Emilda menyebutkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi terbaru Kabupaten Layak Anak (KLA), Kabupaten Bengkalis meraih skor 661,69, yang menempatkan daerah ini pada kategori Madya. Beberapa indikator yang masih memerlukan perhatian di antaranya:
Capaian Kecamatan Layak Anak dan Desa/Kelurahan Layak Anak baru sekitar 63%
Tidak semua desa/kelurahan memiliki Forum Anak dan Aktivis PATBM
Fasilitas ruang bermain ramah anak masih terbatas
Minimnya informasi yang ramah anak
Masih tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
Pertemuan lintas sektor ini memiliki tiga sasaran besar, yakni:
1. Menggali data dan informasi terkait kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah UPT PPA Mandau.
2. Menyamakan persepsi antar pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus.
3. Memperkuat komitmen bersama untuk meningkatkan perlindungan perempuan dan anak.
Salah satu agenda penting adalah pemilihan desa atau kelurahan yang akan menjadi contoh penerapan Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Kelurahan Air Jamban disebut sebagai kandidat yang dinilai layak menjadi lokasi percontohan.
DPPPA Bengkalis menargetkan forum ini menghasilkan rencana aksi perlindungan perempuan dan anak yang dapat direplikasi oleh seluruh desa/kelurahan di wilayah kerja UPT PPA Mandau.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Yanwar Arief, M.Psi., Psikolog dari Universitas Islam Riau, yang selama ini aktif menangani kasus-kasus kekerasan di kawasan Mandau. Selain itu, Camat, Kapolsek, dan Danramil dijadwalkan memberikan paparan guna memperkuat koordinasi lintas sektor.
Pada sesi siang, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi pencegahan pernikahan anak, pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), serta penanganan anak yang berhadapan dengan hukum. Esok harinya akan digelar pelatihan bagi Aktivis PATBM dengan menghadirkan narasumber dari DPPPA Provinsi Riau serta Yayasan Intan Payung Pekanbaru.
Emilda menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang turut mendukung terselenggaranya forum ini.
Camat Mandau, Riki Rihardi, melalui Kasi Kesosbud Defri Putra Braja, menegaskan bahwa pemerintah kecamatan mendukung penuh kegiatan ini.
“Mandau adalah wilayah lintas dengan masyarakat yang beragam. Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan agar potensi kasus kekerasan dapat dicegah sejak dini,” ujarnya.
Melalui forum ini, berbagai pihak diharapkan semakin solid dalam menghadapi persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bengkalis.
(Johan Nainggolan)


.png)
Posting Komentar untuk "DPPPA Bengkalis Perkuat Sinergi Lintas Sektor untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak di Mandau"