BUMDes Terdahulu Mangkrak, Pengadaan Ayam Petelur 50 Juta TA 2025 Di Desa Mekar Bakti Untuk Ketahanan Pangan Di Lahan Pribadi Di Pertanyakan

*BUMDes Terdahulu Mangkrak, Pengadaan Ayam Petelur 50 Juta TA 2025 Di Desa Mekar Bakti Untuk Ketahanan Pangan Di Pertanyakan*

JEJAK KRIMINAL.NET, Garut- Pemerintah desa Mekarbakti, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat kini tuntas dalam merealisasikan program ketahanan pangan dan BUMDes TA 2025 di tahap satu senilai 60% .

Namun dalam hal ini, transparansi publik seperti baliho tak terpampang di lingkungan kantor desa, hal tersebut di pertanyakan kepae sekdes

Karena tak ada transparansi publik yang terpampang di kantor desa seperti baligho APBDes TA 2024 sudah realisasi dan TA 2025, awak media Jejak Kriminal.Net mempertanyakan hal tersebut kepada Sekdes.

" 2025 Itu kan sudah di pasang di bilboard malahan dulu dua kali karena ada angin dan hujan jadi sobek dan lepas, nyuruh lagi lepas lagi, dan kalo yang 2024 sudah di lepas pak, kan tiap taun di ganti", tandas Sekdes, selasa (08-07-2025).

Seusai mempertanyakan tentang tidak adanya Baliho APBDes, tim awak media Jejak Kriminal.Net melanjutkan wawancara seputar program BUMDes yang dulu dan sekarang TA 2025.

Dalam hal ini realisasi tentang BUMDes terdahulu, Sekdes Iwan menuturkan tentang program BUMDes yang terdahulu di tahun 2018, yang anggarannya senilai 80.000.000 (delapan puluh juta rupiah), yakni di bidang kan ke sewa alat pesta yang berada di kampung pasir malang, namun terkendala hal dan berbagai kondis usaha nya pun jadi mangkrak.

" Dari dulu sampai sekarang, PADes tidak ada pak dan bisa di sebut beku, karena tergantung kondisional", ungkap nya, selasa (08/07/2025).

Masih seputar BUMDes, awak media Jejak Kriminal.Net melanjutkan wawancara kepada Sekdes tentang hal yang sama yakni BUMDes ketahanan pangan TA 2025. Menurut Sekdes saat di konfirmasi, BUMDes TA 2025 ini telah di bidangkan kepada ternak ayam petelur yang berada di kampung Sangkali.

" Anggaran nya sudah saya transperkan 150 juta pak, kalo bangunan kandang ayam nya di bangun secara swakelola pak, dan kalo ayam nya kebetulan saya belum mendapat kan informasi pak", ungkap sekdes.

Di tempat yang berbeda awak media mencari lokasi tentang keberadaan bangunan BUMDes dan akhirnya di temukan berdasarkan petunjuk warga yang ber hadapan dengan kantor desa.

Seusai di lokasi nampak bangunan kandang ayam dan ternak ikan lele seperti BIOFLOX juga adanya kehadiran kepala desa Mekar Bakti di lokasi kandang ayam, namun dalam hal ini kandang ayam yang melintang tersebut tak nampak sejumlah ayam petelur yang sedang berada di dalam kandang, yang ada hanyalah lima ekor ayam petelur saja.

Secara kebetulan awak mediapun langsung mempertanyakan tentang keberadaan ayam dan meminta untuk wawancara, namun kepala desa mekar bakti menolak untuk di lakukan wawancara dan hanya menyebut, yang penting tersalur kan dan tentang ayam yang belum ada masih dalam posisi pencarian.

" Ayam kebetulan lagi mencari pak, gak usah wawancara lah pak, banyak wartawan yang datang kesini, yang penting program nya tersalurkan", tandas nya.

Tak cukup sampai disitu, awak media Jejak Kriminal.Net berkunjung kerumah Ketua BUMDes yang bernama Ai Marlina yang merangkap jabatan sebagai TP PKK kecamatan dan Desa, hal tersebut di lontarkan saat di lakukan konfirmasi di kediamanya.

" Saya melanjutkan tahun 2020 pak, BUMDes yang dulu itu alat alat pesta, kantor nya itu di pasir malang pak, nah untuk yang sekarang lebih ketahanan pangan jadi bikin peternakan ayam petelor dan ternak lele pak", ungkap nya, selasa (08-07-2025).

Alih peternakan ayam petelur, ada sedikit kejanggalan tentang ayam yang tidak ada di kandang, namun berdasarkan pengakuan ketua BUMDes ayam petelur sudah ada.

" ayam sudah ada pak, masa gak ada pokonya ada pak, pokok nya saya menganggarkan 50 juta untuk membeli ribuan ekor ayam pak", ungkap nya sambil ketawa ketiwi.

Sampai berita ini di tayangkan, Kepala desa Mekarbakti, kecamatan Kadungora tidak bisa di lakukan wawancara terkait pengadaan ayam senilai Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) lewat aplikasi Whast Ap, yang saat ini berada lahan milik pribadi kepala desa.