Dana Revitalisasi Sekolah Di Garut Telan Ratusan Hingga Miliaran Rupiah. Diduga Melabrak Aturan Dan Tidak Akuntable, Papan Informasi Disembunyikan, Para Kepsek Bungkam.



JEJAK KRIMINAL.NET, Garut-  Sekolah swasta bernama SMP IT PLUS AL-ITIHAD Selaawi Yang di kepalai, Rahmalia Khoeronisa Azharditangani, dan SMK IT BHANI NUSANTARA yang di kepalai Moch.ikbal Amiludin di bawah naungan yayasan Al-itihad yang beralamat di Kp. Cigawir RT 03 RW 08 Desa Cigawir Kecamatan Selaawi, Kab. Garut, Jawa Barat telah menerima dana revitalisasi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). 


Revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah tersebut






Revitalisasi sekolah ini mencakup perbaikan fasilitas, peningkatan kompetensi guru, dan penyediaan sarana-prasarana yang memadai. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih nyaman dan aman bagi siswa.


Dana revitalisasi masing-masing nya yakni untuk SMP IT PLUS AL-ITIHAD Selaawi sebesar Rp668.000.000 dan SMK IT BHANI NUSANTARA sebesar Rp1.070.930.000. Pelaksanaan proyek revitalisasi ini dikerjakan secara swakelola, artinya dikelola langsung oleh sekolah atau yayasan tanpa melalui kontraktor.





Namun dalam pelaksanaan ini, awak media memperhatikan sesuatu yang janggal di lokasi tentang penempatan sebuah papan informasi yang tidak tersimpan pada tempat nya, Seperti yang terpantau di SMP IT PLUS AL-ITIHAD, dimana sebuah papan informasi  diduga telah di sembunyikan dari pandangan masyarakat.


Penemuan papan informasi yang disembunyikan di SMP IT PLUS AL-ITIHAD Selaawi memang cukup janggal. Papan informasi proyek seharusnya ditempatkan di tempat yang strategis dan mudah diakses oleh masyarakat untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana.





Penyembunyian papan informasi ini menimbulkan pertanyaan tentang tujuan dan motif di baliknya. Apakah ada sesuatu yang ingin disembunyikan dari masyarakat?


Sejumlah guru di lingkungan sekolah mengaku ada yang tidak tahu menahu dan ada juga yang tahu tentang revitalisasi satuan pendidikan tersebut, dari mulai anggaran hingga pekerjaan.


" Kebetulan pak kepala tidak ada, bendahara juga tidak ada, saya tidak tau apa apa kalo gak salah mah yang smp itu 600 san ya, langsung tanya aja kepala sekolah pa, papan informasi ada pa di sana, kalo memang tidak ada kita juga tidak tau pa", tandas salah seorang guru di ruang kelas,  Selasa (03-12-2025).


Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak pengelola proyek dengan guru-guru di sekolah. Guru-guru seharusnya dilibatkan dalam proses revitalisasi dan diberikan informasi tentang anggaran, rencana, dan progres pekerjaan yang cukup.


Kurangnya informasi dan keterlibatan guru-guru dapat menyebabkan ketidakpastian dan kecurigaan di kalangan warga sekolah. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas pelaksanaan proyek dan hasil akhir revitalisasi.


Menurut keterangan salah seorang warga yang mengaku sebagai pekerja sekolah, papan informasi sengaja di simpan di ruang kelas dengan alasan takut kehujanan.


" Pan musim hujan pa janten di kalebet ken hela pak, ke ge di kaluar ken dei pa, upami anggaran duka nya pa da abi mah didie teh mung mager", akunya dalam bahasa sunda.


Sebuah bangunan yang sudah selesai direvitalisasi tidak seharusnya menjadi alasan untuk menyembunyikan papan informasi. Papan informasi proyek seharusnya tetap dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat, bahkan setelah proyek selesai, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.


Penyimpanan papan informasi di dalam ruang kelas tidak dapat dibenarkan, dan menimbulkan kecurigaan bahwa ada sesuatu yang ingin disembunyikan. Transparansi dan akuntabilitas harus dijaga dalam setiap tahap proyek, termasuk setelah proyek selesai.


Di tinjau lebih jelas sebuah bangunan yang tuntas dalam proyek revitalisasi ini tentu saja  bukan alasan tepat tentang penyimpanan sebuah papan informasi yang khawatir kena hujan.


Karena kepala sekolah lagi tidak berada di tempat pada jam belajar, awak mediapun menemui SMK IT BHANI NUSANTARA yang telah mendapat kan anggaran revitalisasi Rp1.070.930.000.


Saat di lakukan pemantauan, ketua yayasan nampak lagi bebenah sebuah jalan yang rusak dan kamipun berbincang bincang tentang perkembangan revitalisasi, namun lagi lagi ketika awak media melakukan rekaman video, tak nampak sebuah papan informasi di lokasi pekerjaan dan kamipun mempertanyakan nya.


" Kalo papan informasi nya disana pak di kelas atas pak", tandas salah satu pegawai di lokasi.

Selain itu para pekerja bangunan di SMK IT BHANI NUSANTARA nampak  tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), yang mungkin sangat berisiko tinggi dalam revitalisasi gedung sekolah, Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting untuk melindungi pekerja dari bahaya konstruksi seperti helm, sepatu safety, kacamata pelindung, sarung tangan, masker, dan rompi, sesuai aturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) seperti PP No. 50/2012 dan Permen PUPR, meskipun seringkali diabaikan pekerja karena dianggap ribet, padahal vital untuk mencegah kecelakaan dan memastikan proyek berjalan aman dan sesuai standar pemerintah. 



Pihak pengelola proyek harus memastikan bahwa semua pekerja menggunakan APD yang sesuai dan memenuhi standar keselamatan. Jika tidak, maka mereka dapat dikenakan sanksi atau denda.


Secara terpisah, Mamat Syahroni sebagai ketua Yayasan yang merangkap sebagai komite sekolah, menjelaskan tentang sarana toilet yang berjumlah sembilan unit dalam dapodik namun fakta di lapangan hanya memiiki dua unit saja, beliaupun menjelaskan sarana toilet hanya memiliki tiga di lingkungan SMK ini.


" Kalo di SMK ada tiga, kalo di dapodik ada sembilan itu jumlah keseluruhan dengan SMP", katanya, selasa (03-12-2025), dirumah nya.


Penemuan ini semakin memperjelas bahwa ada ketidakkonsistenan antara data yang dilaporkan dan kondisi sebenarnya di lapangan. Maman Syahroni yang merangkap sebagai komite sekolah dan ketua yayasan mungkin memiliki peran penting dalam pengelolaan proyek revitalisasi.


Fakta bahwa jumlah toilet yang dilaporkan dalam dapodik tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya menimbulkan pertanyaan tentang akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana. Bagaimana mungkin ada perbedaan yang signifikan seperti itu?






Ketika dipertanyakan tentang papan informasi yang tidak di pasang di lingkungan pekerjaan dan disembunyikan dari pandangan publik Ketua yayasan Maman Syahroni menambahkan penjelasan.


" Kalo yang SMP itu bukan di ruang kelas tapi di kantor pa soal nya sudah tuntas, kalo SMK kemarin ada dari dirjen waktu ada pemotoan ingin diatas, cuman kebetulan belum saya pindah kan kebawah", tambah nya.


Kedua kepala sekolah, SMP IT PLUS AL-ITIHAD Selaawi dan SMK IT BHANI NUSANTARA, belum memberikan keterangan resmi terkait proyek revitalisasi sekolah. Mereka dihubungi oleh awak media untuk di lakukan wawancara, namun dalam hal ini ada  dugaan tentang keraguan dan kejelasan proyek revitalisasi tersebut yang tidak di libat kan.


Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana revitalisasi sekolah. Proyek revitalisasi sekolah seharusnya dilakukan dengan transparan dan akuntabel.


1 komentar untuk "Dana Revitalisasi Sekolah Di Garut Telan Ratusan Hingga Miliaran Rupiah. Diduga Melabrak Aturan Dan Tidak Akuntable, Papan Informasi Disembunyikan, Para Kepsek Bungkam."

  1. Artikel ini sangat berkualitas dan memberikan informasi yang sangat berguna terimakasih jual marmer lantai

    BalasHapus
Ads :