Oleh: Firdaus
Agam,23 Agustus 2025 - Tokoh Muda Minang, Walinagari Bukik Batabuah, Ketua DPD KNPI Kota Bukittinggi
Sejarah adalah guru yang tak pernah berbohong. Jika kita menoleh ke belakang, menggali jejak perjuangan bangsa, maka kita akan menemukan satu kenyataan penting: lahirnya Republik Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran besar Minangkabau.
Bukan klaim kosong, bukan pula kebanggaan sempit. Fakta mencatat bahwa lebih dari 60% perancang gagasan kemerdekaan Republik Indonesia berasal dari Minangkabau.
Mari kita ingatkan kembali tokoh-tokoh itu.
Ada Mohammad Hatta, proklamator sekaligus Wakil Presiden pertama RI, yang merumuskan arah ekonomi bangsa melalui koperasi.
Ada Tan Malaka, yang jauh sebelum proklamasi sudah menulis gagasan Naar de Republiek Indonesia, menyulut kesadaran nasional untuk sebuah republik.
Ada Sutan Syahrir, Perdana Menteri pertama, yang membawa Indonesia ke panggung diplomasi internasional.
Ada Haji Agus Salim, diplomat ulung yang menyuarakan kepentingan Indonesia di meja perundingan dunia.
Ada Muhammad Yamin, konseptor Sumpah Pemuda dan penyusun naskah dasar konstitusi.
Ada pula Buya Hamka, ulama dan sastrawan, yang membentuk moral serta spiritual bangsa.
Jangan lupa Abdul Muis, Rasuna Said, Rohana Kudus, dan sederet nama besar lainnya yang lahir dari rahim Minangkabau.
Jika kita jujur membaca sejarah, ide Republik Indonesia pertama kali digagas oleh putra Minangkabau. Dari ranah Minang lahir gagasan tentang persatuan Nusantara, dari ranah Minang pula muncul keberanian untuk menantang penjajahan dengan pikiran, tulisan, dan pengorbanan.
Lebih dari sekadar tokoh, Minangkabau juga mewariskan falsafah hidup: “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.” Falsafah ini yang melahirkan generasi cerdas, berani, religius, dan berkarakter kuat. Mereka tidak hanya berjuang untuk kaumnya, tetapi juga untuk Indonesia.
Karena itu, izinkan saya menegaskan:
Nusantara harus berterima kasih kepada Minangkabau.
Bukan untuk meninggikan satu daerah di atas yang lain, tetapi untuk mengingatkan bangsa ini bahwa kemerdekaan adalah buah dari kebersamaan—dan Minangkabau telah memberi sumbangsih luar biasa dalam kebersamaan itu.
Hari ini kita menikmati kemerdekaan. Namun kemerdekaan sejati tidak berhenti pada pengusiran penjajah. Kemerdekaan sejati adalah ketika bangsa ini terbebas dari kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan.
Maka, tugas kita generasi penerus adalah melanjutkan perjuangan para tokoh Minangkabau dan para pahlawan bangsa lainnya. Kita harus menjaga persatuan, membangun negeri dengan karya, dan memastikan Indonesia berdiri kokoh sebagai bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.
Sejarah telah membuktikan, Minangkabau tidak pernah absen dalam perjalanan bangsa ini.
Dan hari ini, dengan penuh hormat, mari kita akui bersama: Indonesia berutang budi kepada Minangkabau. (Mtj)


.png)
Posting Komentar untuk "Nusantara Harus Berterima Kasih Kepada Minangkabau"