Dana Desa Mengalir Deras, Pemerintah Desa Sukamulya Pakenjeng Garut Tak Tentu Arah. BUMDes Jadi Pemicu



JEJAK KRIMINAL.NET,Garut- Polemik seputar BUMDes diwilayah desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat, memang sangat memprihatinkan. Transparansi anggaran dan pengelolaan dana desa yang tidak jelas peruntukannya kian menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa Sukamulya.



Penyebab dari semua itu yakni seperti keterangan Mengenai Penyertaan Modal BUMDes pada tahun 2018, BUMDes Sukamulya menerima penyertaan modal sebesar Rp 100 juta untuk program simpan pinjam bagi masyarakat, namun program ini gagal dilaksanakan. Sekretaris Desa Sukamulya, Andri, sebut kurang tahu pasti tentang penyertaan modal yang nilai nya 55 juta.



"Jadi untuk simpan pinjam ke masyarakat itu sudah pailit pak, dan kalo yang 55 juta saya juga kurang tahu pak, mengenai penyertaan modal nya, mungkin bisa di konfirmasi langsung ke bendahar, namun untuk hari ini bendahara desa lagi ada kegiatan di luar pak, karena penyertaan modal itu terjadi di era kepala desa sebelum nya, Dede Somantri", ujarnya, selasa (26-07-2025).



Tahun 2025 ini, Program Ketahanan Pangan (Ketapang) BUMDes kembali menerima penyertaan modal sebesar Rp 235 juta, atau 20% dari dana desa (wajib) dengan Rp 141 juta disalurkan pada tahap pertama untuk kegiatan ternak domba, perikanan, dan jual beli kebutuhan pertanian.



"Ada tiga kegiatan yang diajukan oleh BUMDes pak, dan baru berjalan satu kegiatan," jelasnya, Selasa (26-08-2025)



Di sisi lain tentang anggaran 20% dari dana desa, baliho APBDes TA 2024 dan TA 2025 tak nampak di halaman kantor desa hal ini telah memicu sorotan awak media. Sekretaris Desa Andri menjelaskan bahwa baliho tersebut belum dipasang karena ada perubahan dan akan segera dipasang setelah dicetak.




Secara terpisah, Ketua BUMDes Sukamulya, Jajang Suherman, menjelaskan bahwa BUMDes telah menerima penyertaan modal sebanyak dua kali dalam dua tahun terakhir, termasuk Rp 50 juta untuk pengadaan sapi yang menghasilkan PADes sebesar Rp 3 juta per tahun.




"Sapi-sapi tersebut saya besarkan dan dijual kembali. Dari penyertaan modal tersebut, telah menghasilkan PADes (Pendapatan Asli Desa) sebesar Rp 3 juta per tahun pak dan  diberikan ke desa," kata Jajang.



Dalam hal ini, masyarakat Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kaaupaten Garut, berharap pemerintah desa dapat memberikan penjelasan komprehensif dan mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan transparansi dan pengelolaan dana desa yang lebih baik, sehingga BUMDes Sukamulya dapat memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat desa.



Namun hal itu hanyalah harapan yang tak pasti, sebab kepala desa yang akrab di sapa Desom kian hari semakin tak jelas pasti dalam mengendalikan roda pemerintahan di desa Sukamulya ini. Sementara anggaran yang di salur kan pemerintah pusat untuk kesejahteraan masyarakat desa mengalir deras.


Kepala Desa Sukamulya, Dede Somantri belum memberikan jawaban ketika beberapa kali di hubungi awak media lewat aplikasi Whast Ap, karena urusan pribadi. Adapun BPD meminta awak media untuk di lakukan penelusuran lebih lanjut tentang BUMDes.


lantas bagai mana warga desa mengabul kan harapan ini, peranan Camat, Kasi PMD, Kasi pemerintahan dan pendamping desa belum di lakukan konfirmasi atas kinerja mereka sebagai pembina.



HENDRA IRAWAN

Posting Komentar untuk "Dana Desa Mengalir Deras, Pemerintah Desa Sukamulya Pakenjeng Garut Tak Tentu Arah. BUMDes Jadi Pemicu "

Ads :