PONTIANAK, KALBAR — Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Barat menegaskan bahwa kegiatan yang sempat diberitakan sebagai penggerebekan di salah satu tempat hiburan di Kota Pontianak bukanlah operasi penindakan, melainkan bagian dari agenda deteksi dini penyalahgunaan narkoba yang rutin dilakukan di wilayah tersebut.
Kepala Bagian Umum BNNP Kalbar, Tri Tjahyono, menjelaskan bahwa kegiatan yang berlangsung di KTV Imperium, Hotel Garuda, Jalan Gajah Mada, Pontianak, pada Sabtu malam, 18 Oktober 2025 atau 19 Oktobre 2025 dini hari itu, merupakan langkah preventif yang humanis untuk memetakan potensi penyalahgunaan narkotika di tempat hiburan malam.
“Itu bukan penggerebekan. Kami melakukan deteksi dini sebagai agenda rutin BNNP sebagai langkah melaksanakan Kebijakan War on Drugs for Humanity, Perang melawan Narkoba demi Kemanusiaan, bukan operasi penindakan,” ujar Tri Tjahyono, Kamis (23/10/2025).
Dalam kegiatan tersebut, BNNP Kalbar mengamankan sebanyak 39 orang pengunjung, terdiri dari 20 laki-laki dan 19 perempuan, untuk menjalani asesmen setelah tes urinenya positif menggunakan narkoba.
Tri menegaskan, terhadap 39 orang tersebut tidak dilakukan penahanan, melainkan didorong untuk menjalani rehabilitasi rawat jalan sesuai hasil asesmennya sebagai bentuk penanganan yang berorientasi pada pemulihan, bukan hukuman semata.
“Mereka diwajibkan mengikuti proses rehabilitasi rawat jalan. Prinsip kami adalah menyelamatkan anak bangsa, bukan menghukum penyalahguna. Karena yang terpenting adalah pemulihan dan kesadaran untuk tidak mengulangi,” tegasnya.
Menurut Tri, kegiatan deteksi dini bukan hanya dilakukan di pusat kota atau tempat hiburan malam, tetapi juga menyasar berbagai lokasi lain seperti kantor pemerintahan, perusahaan atau swasta, kafe, hingga tempat keramaian masyarakat di sejumlah daerah pelosok Kalimantan Barat.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen BNNP Kalbar dalam mendukung program nasional menuju Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar).
“Kami rutin turun ke lapangan untuk memastikan tidak ada ruang bagi penyalahgunaan dan peredaran narkoba, baik di kota maupun di desa. Boleh happy, tapi jangan pakai narkoba,” tambahnya.
Tri juga mengajak seluruh pihak, termasuk pengelola tempat hiburan malam, untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan narkoba. Ia menilai, kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, aparat, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci agar Kalimantan Barat benar-benar bersih dari narkoba.
BNNP Kalbar saat ini menempatkan pendekatan preventif dan rehabilitatif sebagai strategi utama. Melalui program deteksi dini, penyuluhan, dan rehabilitasi, diharapkan angka penyalahgunaan narkotika dapat ditekan secara signifikan.
“Kami tidak hanya bergerak pada tataran hukum, tetapi juga kesehatan masyarakat. Pencegahan dan rehabilitasi adalah dua hal penting dalam membangun masyarakat yang sehat, produktif, dan bebas dari penyalahgunaan narkoba,Ia juga menghimbau kepada seluruh warga masyarakat agar bisa memberitahukan kepada pihak BNNP Kalbar melalui media sosial @infobnn_prov_kalbar link Resmi Instagram dan nomor Kontak call center 184,"tutup Tri.
Sumber : BNNP KALBAR
(Red/Am)



.png)
Posting Komentar untuk "BNNP Kalbar Tegaskan Deteksi Dini Jadi Prioritas: "Boleh Happy, Tapi Tanpa Narkoba""