JEJAK KRIMINAL.NET, Tasik- Warga Desa Kutawaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat mempertanyakan program ketahanan pangan melalui BUMDes tahun 2025 karena kurangnya informasi dan transparansi tentang pengelolaan BUMDes tersebut.
Pemerintah Desa Kutawaringin dinilai gagal dalam membangun kepercayaan warga dengan tidak transparan dalam penggunaan dana desa. Pemasangan baligo APBDes 2025 dianggap sebagai formalitas semata, bukan upaya nyata untuk memberikan informasi yang jelas kepada warga di Desa Kutawaringin.
Dugaan sementara menunjukkan bahwa program ketahanan pangan melalui BUMDes TA 2025 di Desa Kutawaringin diduga belum terealisasi meskipun pemerintah desa mengaku telah mengalokasikan anggaran sebesar 20% dari dana desa, dan mentransper sekitar Rp239 juta.
Sekdes Desa Kutawaringin, Tata, menyebutkan bahwa BUMDes Kutawaringin sedang menggarap pertanian, termasuk penanaman bawang, di sejumlah titik.
Sekdes Desa Kutawaringin, Tata RA, menyebutkan bahwa anggaran telah ditransfer dan digunakan untuk pertanian, khususnya penanaman cabe di Kampung Citengek dan beberapa titik lainnya. Namun, Sekdes tidak mengetahui informasi lebih lanjut tentang program tersebut. Selain itu, Sekdes juga menyebutkan bahwa tidak ada program peternakan dan nama Ketua BUMDes adalah Elis Riswati.
"Anggaran kan sudah di transper, nah kalo bidang nya itu kalo gak salah dengar dengar pertanian penanaman cabe di kampung ci tengek, lokasi nya di beberapa titik tapi saya belum tahu pasti dan tidak tahu kejelasan nya pak, nah kalo peternakan tidak ada pa, nama ketua nya Elis Riswati", tandas Sekdes, kamis (16-10-2025).
Kepala Desa Kutawaringin, Sarif Zaenal Arifin, menjelaskan bahwa BUMDes Desa Kutawaringin fokus pada dua bidang, yaitu lumbung desa dan pertanian. Dalam bidang pertanian, BUMDes sedang melakukan uji coba penanaman cabe sebagai bagian dari upaya menunjang ketahanan pangan. Sementara itu, program peternakan belum terlaksana karena kesulitan dalam pembangunan kandang.
"BUMDes kita ini bidang nya cuman dua, lumbung desa dan pertanian, nah kalo peternakan seperti ayam kita sulit dalam pembangunan kandang nya pak, dan ini hasil musyawarah pak, meski DPMD tidak mengijin kan ya tetep karena ini kan sudah sistem, yang penting menunjang ketahanan pangan, nah pertanian nya kita lagi uji coba ke cabe di empat titik pak", tandas nya, kamis (16-10-2025).
Setelah wawancara dengan pemerintah desa, awak media menuju lokasi Ketua BUMDes Elis Riswati di Kampung Citengek, namun tidak menemukannya karena beliau sedang mengajar di sekolah, menurut sejumlah warga di kampung Citengek. Kondisi rumahnya sepi, dan warga setempat tidak banyak memberikan informasi selain profesi Elis Riswati sebagai guru.
Hasil investigasi lapangan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kebun milik BUMDes Desa Kutawaringin, bahkan warga setempat terkejut mendengar informasi tentang program pertanian cabai yang diklaim oleh pemerintah desa. Hal ini semakin menimbulkan pertanyaan tentang realisasi program BUMDes.
Warga di beberapa kampung di Desa Kutawaringin, seperti Kampung Citengek, Pangalengan, Bebedahan, dan Caringin, mengaku tidak mengetahui tentang program BUMDes Desa Kutawaringin. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas sosialisasi dan transparansi program BUMDes kepada masyarakat.
Warga Desa Kutawaringin baru mengetahui tentang program BUMDes melalui awak media ketika di lakukan kontrol sosial, dan mengaku tidak pernah menerima informasi dari pemerintah desa terkait program BUMDes tersebut. Ini menunjukkan komunikasi dan transparansi antara pemerintah desa dan warga tidak di lakukan.
" Upami anu BUMDes mah duka tah pak, aya oge cabe mah kagungan nu para petani pak di bebedahan, panginten kerjasama sareng petani pak ", ungkap salah satu warga di kampung pangalengan.
Adapun warga lain, seperti kampung Bebedahan mengaku tidak mengetahui tentang adanya lahan milik BUMDes di desa mereka. Ini semakin memperlihatkan kurangnya informasi dan transparansi terkait pengelolaan BUMDes di Desa Kutawaringin.
"bumdes duka tah pak, aya oge di luhur mah kagungan Axxx Paxxxx, upami anu desa mah te uninga pak, jadi didieteh memang kie pak di desa kutawaringin mah sagala rupa teh, kadang kadang sok nuduh ken nu batur, sok bantuan samodel pare di kasahaken, nya kumaranehan nana we, komo dei eta naon pak, lumbung desa boro boro, matak kedah di leres ken pak, da masyarakat mah te uninga", ungkap sejumlah warga dengan nada keras dalam bahasa Sunda.
Warga Desa Kutawaringin mengungkapkan kekecewaan dan ketidakpuasan mereka terkait pengelolaan BUMDes dan program desa. Mereka merasa tidak mendapatkan informasi yang jelas dan merasa bahwa program-program tersebut tidak transparan.
Mereka juga menyinggung tentang bantuan yang tidak tepat sasaran dan meminta agar pemerintah desa lebih serius dalam mengelola desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ketua BUMDes Elis Riswati tidak merespons atau memberikan jawaban saat dihubungi melalui WhatsApp untuk dimintai klarifikasi terkait penyertaan modal Rp239 juta dan realisasi program BUMDes.


.png)
Posting Komentar untuk "Diduga Hanya Bentuk Legalitas, BUMDes Desa Kutawaringin Salawu Tasik 239juta Tidak Transparan, Warga Mengaku Tak Pernah Dilibat kan "