Misteri Pindahnya Alat Pertanian Oleh Oknum DPRD Lampung Timur, Kadis Pertanian Siap Telusuri!!


Jejakkriminal.net,  Lampung Timur 

Kisah bantuan alat berat pertanian di Lampung Timur kembali menjadi sorotan, Meski dulu dijanjikan menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg), keberadaan alat Combet telah “berpindah tangan” dari kelompok A pindah ke B.


Lansiran media ini yang berjudul “Waduhhh, Oknum Anggota DPRD Kabupaten Lampung Timur Berikan Bantuan KePetani Lalu Mengambilnya Kembali”, diceritakan bagaimana alat-alat berat seperti combed, alat pertanian guna panen padi, yang dijanjikan dalam kampanye politik ternyata tidak sepenuhnya untuk kepentingan produksi pertanian lokal, melainkan “hilang” di musim panen. 


Ketika dikonfirmasi media terkait polemik ini, Tri Wibowo, S.STP., M.M., Kepala Dinas Pertanian Lampung Timur, menyatakan bahwa dirinya belum bisa memberikan komentar langsung mengenai keberadaan atau status alat-alat pertanian tersebut, “Belum bisa komentar, Mas. Saya cari info dulu ke bawah,” ujarnya singkat.


Pernyataan Tri Wibowo ini menambah dimensi baru pada kritik publik, Di satu sisi, janji kampanye soal alat berat tampak sudah dibangun sejak musim Pileg — janji manis untuk membangun pertanian — tetapi di lapangan, pertanggungjawaban dan bukti pemanfaatannya dinilai minim atau bahkan hilang.


Menurut Jhon aktivis lokal, warga serta petani dan kelompok tani lokal sudah geram hingga menyatakan kekecewaan karena setelah kampanye, sebagian alat berat yang dijanjikan tidak kunjung diserahkan atau digunakan sebagaimana mestinya.  Beberapa bahkan menuding adanya “perpindahan tangan” alat berat ke pihak-pihak yang bukan petani, atau penggunaan alat untuk kepentingan piha Hf anggota dewan dari partai Gerindra.


Pernyataan Kadis Tri yang meminta waktu untuk “menelusuri ke bawah” bisa diartikan sebagai respon defensif terhadap tekanan publik: dia tampak mengakui bahwa ada kemungkinan masalah di tingkat operasional atau distribusi bantuan alsintan. Namun, tanggapan lambat dan kurang transparan juga memicu ketidakpuasan publik: jika tidak segera dijawab dengan data yang jelas, kekhawatiran bahwa janji kampanye hanya alat politik akan terus menguat.


Ridwan Analisis pengamat lokal menyebutkan bahwa ini bukan sekadar masalah teknis distribusi, tetapi mencerminkan resiko politisasi bantuan pertanian. Bantuan alsintan yang sangat dibutuhkan petani bisa menjadi alat politik pada masa kampanye, tetapi setelah janji diberikan — saat panen tiba — pertanggungjawaban nyata menjadi kabur atau hilang ini menandakan hancur integritas kepercayaan seorang perwakilan rakyat yang seharus menjadi garda terdepan dalam mensejahterakan masyarakat.

  

Diberitakan sebelumnya;


Waduhhh,  Oknum Anggota DPRD Lampung Timur Berikan Mesin Bantuan Ke Petani Lalu Mengambilnya Kembali 


Jejakkriminal Lampung Timur 

Di tengah sawah Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur, suara mesin panen kini tak lagi terdengar, Bukan karena musim kering, tapi karena alat pertanian yang dulu dijanjikan datang, setelah datang, lalu pergi tanpa pamit, Warga Desa, khususnya salah seorang ketua Kelompok Tani di Desa Marga Batin, masih ingat betul janji manis HF, anggota DPRD Lampung Timur dari Partai Gerindra, saat masa kampanye tahun lalu. 


Katanya, sebuah alat pertanian combed akan jadi “teman panen” mereka, Tak perlu setor, tak perlu rebutan, tinggal pakai dan hasilnya untuk kemajuan kelompok tani.


Tapi rupanya, janji itu seperti embun pagi sempat menyegarkan, lalu menguap begitu saja setelah kursi dewan resmi diduduki.


“Dulu waktu Pileg, Pak HF bilang alat ini buat membantu petani, Bahkan diantar langsung oleh timnya, Kami percaya, karena beliau minta dukungan suara. Tapi setelah terpilih menjadi DPRD Kabupaten Lampung Timur, alat itu malah diambil dan dikasih ke orang lain bernama Karnoto,” tutur sumber media ini, seorang petani, dengan nada getir yang berusaha tetap sopan.


Semula, warga berpikir ini cuma kesalahpahaman kecil antarpendukung, Tapi ternyata, alat tersebut benar-benar berpindah tangan, dan lebih menarik lagi pengelola barunya menyebutkan Milik Orang tuanya  pak Dewan.


“Iya, ini dari Mas HF, Partai Gerindra Lampung Timur, Tapi soal bantuan atau aspirasi, saya kurang tahu, Sistemnya bagi hasil sama Lek Misni,” kata Karnoto, santai.


Diketahui bahwa Lek Misni disebut warga sebagai orang tua dari HF, Ya, tampaknya mesin pertanian itu kini bukan hanya Combed, tapi juga kompleks — karena bukan lagi soal alat, tapi soal relasi dan kekuasaan.


Polemik ini menyisakan tanya di masyarakat, Apakah alat itu bantuan Aspirasi resmi DPRD, Program Partai, atau milik pribadi yang “nyasar” ke petani hanya saat butuh suara?“Kalau memang bantuan pemerintah, seharusnya ada bukti dan mekanisme serah terima yang jelas. 


Jangan sampai fasilitas publik dipakai untuk kepentingan politik pribadi,” tegas Jhon, tokoh muda dan pengamat kebijakan publik Lampung Timur. “Rakyat ini bukan lumbung suara yang bisa dipanen seenaknya setiap lima tahun.” Upaya konfirmasi kepada HF sejauh ini masih macet di sinyal, Nomor ponselnya hanya centang satu antara tidak aktif, ganti nomor, atau sedang melakukan “puasa komunikasi” dengan media.


Kini warga Marga Batin berharap agar Dinas Pertanian Lampung Timur dan Partai Gerindra turun tangan, Mereka meminta klarifikasi terbuka dari mana sebenarnya alat itu berasal, apa kah memang milik pribadi HF, atau bukan? Jika bukan tentu pertanyaan menggantung, untuk siapa seharusnya digunakan? “Kami cuma ingin tahu kebenarannya. 


Kalau memang bantuan aspirasi, tunjukkan datanya. Jangan sampai alat untuk petani jadi ajang bancakan politik,” ujar petani di Marga Batin lagi, kali ini sambil tersenyum getir. 


Dalam politik, alat kebutuhan petani mungkin bisa membantu. Tapi janji politik yang tak ditepati, justru menghancurkan kepercayaan rakyat dan itu, tak ada alat yang bisa memperbaikinya.


Tim

Posting Komentar untuk " Misteri Pindahnya Alat Pertanian Oleh Oknum DPRD Lampung Timur, Kadis Pertanian Siap Telusuri!! "

Ads :