Mandailing Natal - Sumatera Utara, jejakkriminal.net - Team sayap Relawan SAHATA yaitu Gordang Sambilan, yang turut berjuang di garda terdepan dalam mencapai pemenangan Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Mandailing Natal Tahun 2024 lalu mengaku kecewa atas sikap dan tanggungjawab Saipullah Nasution meskipun telah resmi menjabat sebagai Bupati Madina periode 2024-2029. Mereka menyebut ada sejumlah hutang yang belum diselesaikan sampai saat ini.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Team Gordang Sambilan 'Miswaruddin Daulay' saat menggelar Press Release di Perumahan Komplek STAIN Madina, Senin (24/11/25) sore.
Miswar menyebutkan, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang digelar tahun 2024 lalu, mereka (Team Relawan Gordang Sambilan) dibentuk atas permintaan pasangan SAHATA untuk memenangkan Saipullah-Atika dalam Pilkada Madina waktu itu, mereka mengaku diberikan kepercayaan untuk membenahi dalam penanganan pemenangan di tiga Kecamatan, yaitu: Panyabungan Kota, Panyabungan Timur, dan Panyabungan Barat.
Selain itu, Miswar pun dengan terang mengatakan bahwa teamnya juga ikut serta menanggung sejumlah biaya kegiatan Pilkada dan membagikan uang kepada masyarakat sesuai permintaan pihak Saipullah ketika masa kampanye berlangsung.
Keretakan hubungan antara Tim Gordang Sambilan dan Bupati Madina disebut bermula ketika pihak Saipullah meminta uang sebesar Rp700 juta, dengan alasan bahwa dana untuk dua Desa di Panyabungan Timut yakni Desa Hutarimbaru dan Desa Sirangkap tidak disalurkan.
Miswar menegaskan bahwa uang yang sempat diserahkan kepada tim mereka sebelumnya sudah dibagikan kepada masyarakat sesuai instruksi.
“Karena alasan itu, akhirnya kami menyerahkan uang Rp 47 juta lebih kepada dua orang utusan Saipullah yang datang menemui kami di Griya Madina Centre,”ujar Miswar saat konferensi persnya.
Hutang tersebut telah berulang kali disampaikan, namun hingga hampir satu tahun menjabat, belum ada realisasi yang signifikan. "Kami merasa kecewa dan terkhianati. Kami bekerja keras siang dan malam untuk memenangkan beliau, tapi setelah menang, kami dilupakan," ujarnya dengan nada kesal.
Team Gordang Sambilan mengungkapkan bahwa hutang pilkada ini meliputi berbagai pengeluaran operasional selama kampanye, seperti biaya transportasi, konsumsi, atribut kampanye, dan honor bagi para relawan yang bekerja di lapangan. Mereka berharap Saipullah Nasution segera mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah ini.
“Sejak dilantik, ia sombong dan angkuh. Orang-orang yang berjasa justru difitnah. Kami merasa dikhianati dan dituduh sebagai penghianat,” tegas Miswar.
Tim Gordang Sambilan mengaku apa yang mereka sampaikan baru sebagian kecil dari banyak persoalan yang mereka alami dengan Saipullah.
Mereka menegaskan bahwa Madina tidak boleh dijadikan seperti kerajaan yang dipimpin sosok bertopeng dengan pencitraan religius.
Bahkan Miswar mengaku pihaknya telah melayangkan somasi ke satu dan mereka akan melanjutkan somasi berikutnya apabila tidak ada penyelesaian.
Mereka juga menyatakan siap menempuh jalur hukum, termasuk melapor ke Mahkamah Konstitusi jika ada ranah hukumnya.
Menutup pernyataannya, Tim Gordang Sambilan yang dikomandoi Miswar menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Madina yang dulu mengikuti ajakan mereka mendukung pasangan Saipullah Atika pada Pilkada 2024.
“Kami meminta maaf karena telah mengenalkan figur yang pada akhirnya tidak amanah,” ujar Miswar menutup press release tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Saipullah Nasution terkait keluhan Team Relawan SAHATA, Gordang Sambilan ini.(*)



.png)
Posting Komentar untuk "Team Gordang Sambilan Selaku Relawan SAHATA Kecewa: Hutang Pilkada Saipullah Nasution Belum Tuntas"