Bentrok di Duri 13: Warga Adat Sakai Luka, PT SIS Dituding Tak Patuh Terhadap Lahan Sitaan Negara

Bengkalis – jejakkriminal.net
Ketegangan memuncak di kawasan Jalan Lintas Raya Duri–Dumai, Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis. Seorang warga masyarakat Duri 13 Kerapatan Adat Sakai mengalami luka setelah diduga terlibat bentrok dengan sejumlah karyawan PT SIS di dekat perkampungan Pemda, Selasa (2/12) siang.

Tokoh Pemuda Sakai, Andika Kenedi, kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, menyebut insiden berdarah itu bermula saat masyarakat adat menjaga agar Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit hasil sitaan negara—yang dikelola Satgas PKH—tetap diserahkan kepada PT Agrinas Palma Nusantara sesuai keputusan negara atas lahan seluas 732 hektare di eks kebun PT SIS.

> “Kami masyarakat bersama negara berjuang agar TBS itu tidak lagi dirampok oleh pihak PT SIS. Kebun sudah disita negara, tetapi PT SIS masih bebas memanen. Ada apa sebenarnya?” tegas Andika.

Menurutnya, masyarakat Duri 13 menilai PT Agrinas terlalu lemah sehingga tidak mampu bertindak tegas terhadap aktivitas PT SIS di lahan sitaan tersebut.

> “Biar kami masyarakat yang turun tangan mengusir PT SIS dari wilayah Bathin Solapan bila memang perusahaan itu membangkang dan melawan negara,” lanjut Andika.

Ia menegaskan bahwa warga adat merasa terpanggil untuk menjaga marwah keputusan negara, terutama setelah muncul dugaan bahwa PT SIS tetap melakukan aktivitas panen dan bahkan memicu benturan dengan masyarakat.

> “Intinya lahan itu sudah disita negara. Tapi PT SIS masih melawan dengan menyuruh karyawan berkonfrontasi dengan masyarakat adat Sakai,” ungkapnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari PT SIS maupun otoritas terkait atas bentrokan yang menimbulkan korban luka tersebut. Masyarakat adat meminta pemerintah turun tangan menghentikan ketegangan yang dikhawatirkan dapat kembali pecah.
Johan Nainggolan 

Posting Komentar untuk "Bentrok di Duri 13: Warga Adat Sakai Luka, PT SIS Dituding Tak Patuh Terhadap Lahan Sitaan Negara"

Ads :